"Sulit bangun pagi pada anak remaja itu bukanlah masalah kebiasaan, melainkan masalah biologis," kata Emsellem memberi kesimpulan. Lantas, apa "obat" supaya Anda tidak perlu berteriak-teriak setiap pagi? Pertama-tama, Emsellem menganjurkan Anda untuk bicara dengan anak. Katakan bahwa Anda ingin dia belajar bangun pagi sendiri tanpa harus disertai omelan dari orangtua. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh agar hal ini terlaksana:
1. Berikan tanggung jawab. "Mintalah anak lebih bertanggung jawab terhadap pola tidur mereka. Artinya, mereka harus belajar untuk bangun tanpa bantuan orang lain," kata Emsellem. Selain itu, buatlah batasannya. Misalnya, Anda akan membangunkannya satu kali saja. "Jika Anda masuk ke kamarnya empat kali di setiap pagi, mereka tidak akan merasa punya tanggung jawab untuk bangun pagi karena merasa Anda akan terus melakukannya," kata Emsellem.
2. Ajarkan mereka bagaimana caranya. Minta mereka untuk mencatat setiap hari, pukul berapa mereka tidur dan kapan mereka bangun. Lakukan ini selama beberapa minggu. Perhatikan sejauh mana perubahan pada pola tidur dapat membantu mereka bangun lebih pagi. Misalnya, Anda dapat memintanya menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum pukul 19.00, dan tidur lebih awal daripada biasanya.
3. Waspadai akhir minggu. Kebanyakan anak dan remaja ingin menunda waktu tidurnya di akhir minggu, karena merasa esok harinya mereka bisa bangun lebih siang. Menurut William Kohler, direktur medis dari Florida Sleep Institute, Spring Hill, Florida, boleh-boleh saja sebenarnya jika mereka mau tidur lebih lama di akhir minggu. "Namun, beri kelonggaran waktu bangun hanya sekitar 1-2 jam lebih siang daripada hari sekolah. Yang pasti, jangan biarkan mereka bangun setelah pukul 10.00," kata Kohler. Hal ini dapat mencegah gangguan pada pola tidur mereka.
4. Jauhkan komputer dan TV dari kamar mereka. Selain itu, jangan biarkan mereka berinteraksi dengan dua alat elektronik ini beberapa saat sebelum tidur, sebab ini justru dapat membuat mereka jadi sulit tidur. Sementara itu, pastikan kamar tidur anak memiliki jendela yang menghadap keluar, sehingga sinar matahari di luar dapat membantu mereka bangun setiap pagi.
Showing posts with label Anak. Show all posts
Showing posts with label Anak. Show all posts
13.9.11
Caregivers who care too much

Millner didn't want to fire her nanny for caring too much, or lose her in anger. So she did what any good manager would: She delegated, asking her husband to talk to their nanny about it instead. "It preserves the equality in my relationship with our nanny by letting my husband be the boss and deal with the misunderstandings that arise," she says. "It also keeps the relationship between her and me healthy while still letting me blow off steam through a third party."
Of course, if you don't have a person ready to play the bad-cop role in your household, you'll have to address your concerns with your caregiver directly, which can feel uncomfortable to consider but empowering to actually do. I've done it myself, and it was in just these situations that I found my voice, and perhaps even my identity, as a mom. This is, in fact, the good-news part of handling unwanted parenting advice. Deal with it and you may just see your confidence grow.
Labels:
Anak,
Ilmiah,
info,
Lifestyle,
Pernikahan,
Pria,
Relationship,
Serba Serbi,
Wanita
4.8.11
Let Your Kids Be Kids

Embrace the joy of goofing around. If you live in an area where you can let your child run amok with his friends outdoors, let him; if you don't, remember that just hanging with friends and neighbors indoors can be great too.
Limit kids to one or two activities per season. For her book The Overachievers, which chronicled the lives of hyper-competitive teens destined for prestigious colleges, Alexandra Robbins interviewed kids of all ages; she found some as young as 6 who complained of stress, and 8-year-olds who were carrying day planners. "Kids may have lots of energy, but they get as tense as adults would when they're overscheduled," Robbins says. Hence, One-on-one time is great.
Encourage more human time, less screen and toy time. Our children are spending larger and larger chunks of time with stuff and less time with people. Even with something as simple as a car ride...parents used to use car time to talk to their kids, and now the kids are watching DVDs in the backseat.
Introduce computers with caution. Many childhood experts agree that the interactive quality of computers can be powerfully motivating for kids who are learning to read and write—and games can be just plain pleasurable, too. But, notes computers are finding their ways into tinier and tinier hands.
Reclaim summer. It's time for all of us to stop thinking of summer vacation as an opportunity to burnish a résumé. Children and parents need that hiatus to recharge. As a bonus, if you relax over the summer, you're going to be rejuvenated in time for back-to-school. When else are your kids going to catch lightning bugs and learn to play games like Jailbreak with the neighborhood kids?
Learn to trust your child. This may be the most important parenting rule of all. Children are self-directed learners—they are naturally curious—and how they learn is through play.
Labels:
Anak,
info,
Lifestyle,
Relationship,
Serba Serbi,
Tips
23.1.09
Sex Education, Baiknya Mulai Usia Empat Tahun

Asosiasi ini berpendapat, bahwa pendidikan yang bertingkat mengenai seksualitas akan membantu anak-anak untuk paham dengan alat reproduksi dan yang terkait dengan seksualitasnya. Departemen Anak, Sekolah dan Keluarga mengatakan bahwa anak-anak mesti diajari mengenal bagian tubuhnya dan perbedaan-perbedaan mendasar antara seksualitas pria dan wanita juga hubungan di antara keduanya.
Sampai saat ini pemerintah tidak memberikan informasi yang memadai mengenai seks dan hubungan antarmanusia. Karena itu "Banyak anak muda melakukan hubungan seks untuk mencari tahu bagaimana rasanya," ungkap Simon Blake, Direktur eksekutif Asosiasi Keluarga Berencana Inggris.
Menurut Simon, banyak buktinya ketika seorang anak mengenal pendidikan seks dan hubungan antarmanusia sejak awal, sebelum seorang anak mengalami masa pubertas, sebelum mereka merasakan atrakasi seksual, mereka akan menunda hubungan seks atau tidak buru-buru ingin melakukan hubungan seks.
"Mereka lebih sadar untuk menggunakan kontrasepsi dan menjalankan seks secara aman."Seorang remaja usia enam belas tahun, sebut saja Bethany dari Norwich menyebutkan bahwa dia tidak mengerti konsekuensi melakukan hubungan seks di usia muda.
"Saya tidak tahu bahwa saya bakal bisa hamil," ujarnya. "Saya pikir pengenalan seksualitas dalam pendidikan seks akan membatu kami seperti saya menghadapi hal ini."
Lembaga sosial ini menyebutkan bahwa pendidikan seks dasar yang diberikan dalam pelajaran ilmu pengetahuan saat ini tidak cukup memadai. Mereka menginginkan adanya kurikulum khusus mengenai seks dan hubungan antarmanusia sebagai mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah Inggris setara dengan mata pelajaran lain seperti matematika, bahasa Inggris.
Departemen Anak, Sekolah dan Keluarga mengatakan bahwa pendidikan seks dan hubungan antarmanusia yang efektif merupakan hal yang esensial untuk anak muda agar mereka memiliki pilihan yang aman dan menyehatkan atas hidupnya. Dan tentu saja agar kehamilan di usia muda dan infeksi penyakit menular dapat dicegah.
Seorang juru bicara departemen menambahkan bahwa para penasihat pemerintahan akan merekomendasikan kebijakan ini kepada pemerintah untuk menjadi sebuah kebijakan baru bulan depan.
20.12.08
Pendidikan Seks Harusnya Dimulai dari Keluarga

Agar tidak memperoleh informasi keliru mengenai pengetahuan seksual, materi pendidikan seksual seharusnya diperkenalkan dalam keluarga dan di luar lingkungan keluarga terutama di sekolah. Karena sebagian masyarakat masih saja tabu berbicara mengenai seksual, banyak anak kebingungan ketika pertama kali mendapat menstruasi atau mengalami mimpi basah.
Pemberian pendidikan seksual bukan berarti membuka peluang untuk perilaku seks bebas, melainkan lebih menekankan mengenai perbedaan lelaki dan perempuan secara seksual, kapan terjadi pembuahan, apa dampaknya jika berperilaku seks tanpa dilandasi tanggung jawab termasuk risiko terkena infeksi menular seksual, dan penjelasan berbagai jenis infeksi menular seksual pada perempuan dan laki-laki.
Jadi jangan ragu memulai pendidikan seksual bagi putra putri anda untuk mencegah beberapa resiko seperti yang sudah disebutkan di atas tadi. Beberapa artikel yang berkaitan dengan pendidikan seks untuk anak harap lihat disini.
21.11.08
Teaching Kids About Sex (Part 3)
There are few situations that fill parents with more dread, confusion, and anxiety than talking to kids about sex. Thankfully, Sharon Maxwell, Ph.D., author of The Talk: What Your Kids Need to Hear from You About Sex (Penguin), offered to give us a hand and answered questions about the issues that have Cookie staff members freaking out.
My 6-year-old daughter wants cleavage. She has actually told me, "Mom, I want this shirt to be down here [pushing her T-shirt collar down] so it can show that part (showing her breast bone area) like yours does. That's pretty." How does she know that cleavage is considered attractive? I don't show cleavage. I don't even have any cleavage. Additionally, the babysitter says that my daughter stares at her boobs all the time. How do 6-year-olds figure out that boobs are "interesting"?
Your daughter is surrounded by a culture that assigns attention and power to this thing we call "sexy." We think that because our kids have not experienced the hormonal changes of puberty, they don't pick up on these messages, but they do. Very young girls are being taught that "shaking their booty" is a way to make people pay attention to them and to gain prestige among their peers. I've had an 11-year-old in my office in tears because she thought she needed a "boob job." Marketers are actively pursuing kids of all ages with the importance of looking and acting "sexy."
There are many problems with this picture, not the least of which is that our daughters are putting aside other vital aspects of their development to pursue this thing called sexy. Being the smart girl or the talented girl or the athletic girl is less appealing than being the sexy girl. The American Psychological Association has linked the early sexualization of girls to eating disorders, depression, and low self-esteem. Little girls need to hear from us that cleavage and all that goes with it are for when they get older.
I love the line "In our family...," as in, "I understand that you might be hearing a lot about being sexy. In our family, we believe that all this sexy stuff is for when your body begins to change into a grown-up body. Your body is a child's body, so you don't need to waste your time thinking about cleavage and sexy stuff. If you hear about that stuff in school, I hope you will come to me so I can tell you what it's really about." Pay attention and listen, see what else she knows and has heard.
My 6-year-old daughter wants cleavage. She has actually told me, "Mom, I want this shirt to be down here [pushing her T-shirt collar down] so it can show that part (showing her breast bone area) like yours does. That's pretty." How does she know that cleavage is considered attractive? I don't show cleavage. I don't even have any cleavage. Additionally, the babysitter says that my daughter stares at her boobs all the time. How do 6-year-olds figure out that boobs are "interesting"?
Your daughter is surrounded by a culture that assigns attention and power to this thing we call "sexy." We think that because our kids have not experienced the hormonal changes of puberty, they don't pick up on these messages, but they do. Very young girls are being taught that "shaking their booty" is a way to make people pay attention to them and to gain prestige among their peers. I've had an 11-year-old in my office in tears because she thought she needed a "boob job." Marketers are actively pursuing kids of all ages with the importance of looking and acting "sexy."
There are many problems with this picture, not the least of which is that our daughters are putting aside other vital aspects of their development to pursue this thing called sexy. Being the smart girl or the talented girl or the athletic girl is less appealing than being the sexy girl. The American Psychological Association has linked the early sexualization of girls to eating disorders, depression, and low self-esteem. Little girls need to hear from us that cleavage and all that goes with it are for when they get older.
I love the line "In our family...," as in, "I understand that you might be hearing a lot about being sexy. In our family, we believe that all this sexy stuff is for when your body begins to change into a grown-up body. Your body is a child's body, so you don't need to waste your time thinking about cleavage and sexy stuff. If you hear about that stuff in school, I hope you will come to me so I can tell you what it's really about." Pay attention and listen, see what else she knows and has heard.
Teaching Kids About Sex (Part 2)

My 5-year-old daughter recently said to me, "I know that the baby comes out of the mommy, but can you show me where exactly? How does it come out?" What do I tell her?
Remember that your daughter does not have any of the sexually charged associations with her body that you do with yours. She simply wants to understand the biology of this amazing thing we call birth. This is a fantastic opportunity to solidify your role as the one she can always go to with private questions. Since she wants to know "exactly," tell her.
You might get her a book that shows all the parts of a woman's body and gives the real names for all the body parts. Let her know that she can find those same parts on her own body. Tell her that your body and her body have all the same parts, but that grown-up bodies are made to have babies and little-girl bodies are not. At the same time, put a boundary around this information. This is private information. Tell her that different families have different ways of talking about private things, and that you expect she will not discuss this with her friends. Remember you are sharing something truly miraculous. Don't treat it like a burden or an embarrassment, and you will set the stage for your daughter to establish a healthy relationship with her body and with you.
Teaching Kids About Sex (Part 1)
There are few situations that fill parents with more dread, confusion, and anxiety than talking to kids about sex. Thankfully, Sharon Maxwell, Ph.D., author of The Talk: What Your Kids Need to Hear from You About Sex (Penguin), offered to give us a hand and answered questions about the issues that have Cookie staff members freaking out.
My 4-year-old nephew keeps pulling down girls' shorts and lifting up their skirts at the playground. His parents keep telling him to stop, but he doesn't. Is this just a phase, or do his parents need to take more drastic action?
Drastic action isn't necessary. It is quite common for children your nephew's age to have a great deal of interest in looking at "private" parts. Parents can respond as they would to any socially unacceptable behavior. At his eye level, in a clear, calm voice, tell him that it is not okay to touch other children or pull their clothes, and remove him from the playground for five minutes. He can then return and try again.
Sometimes the way we respond inadvertently supports the negative behavior. Let's look at this from your nephew's point of view. I imagine that when he causes these playground episodes, a great deal of excitement ensues—a big drama where he is the center of attention. Often when an adult sees children act in ways that look sexual, their first reaction is to gasp, laugh, or make a joke. Sometimes you can even hear a sense of pride in the parent's voice. Even if the parents do not respond this way, often other adults or children do. This kind of attention can be very exciting for a 4-year-old. When there is no gain, just a calm, consistent response, the behavior will eventually stop.
My 4-year-old nephew keeps pulling down girls' shorts and lifting up their skirts at the playground. His parents keep telling him to stop, but he doesn't. Is this just a phase, or do his parents need to take more drastic action?
Drastic action isn't necessary. It is quite common for children your nephew's age to have a great deal of interest in looking at "private" parts. Parents can respond as they would to any socially unacceptable behavior. At his eye level, in a clear, calm voice, tell him that it is not okay to touch other children or pull their clothes, and remove him from the playground for five minutes. He can then return and try again.
Sometimes the way we respond inadvertently supports the negative behavior. Let's look at this from your nephew's point of view. I imagine that when he causes these playground episodes, a great deal of excitement ensues—a big drama where he is the center of attention. Often when an adult sees children act in ways that look sexual, their first reaction is to gasp, laugh, or make a joke. Sometimes you can even hear a sense of pride in the parent's voice. Even if the parents do not respond this way, often other adults or children do. This kind of attention can be very exciting for a 4-year-old. When there is no gain, just a calm, consistent response, the behavior will eventually stop.
Belajar Bertanggung Jawab Sejak Dini
Sejak masih dini usia sekolah, anak-anak harus bisa belajar menyeimbangkan aspek-aspek dalam hidupnya. Di masa ini, anak-anak perlu diajari bagaimana menjalani hidup dalam masyarakat dalam sebuah komunitas. Sekolah adalah tempat yang paling mewakili, karena sebagian besar aktivitas anak-anak, dari Senin sampai Minggu ada di tempat ini.
"Karena itu, dengan acara Gonzaga Science and Art (GSA) ini, anak-anak dapat belajar bagaimana mengelola sesuatu. Anak-anak perlu belajar bahwa menggunaka sesuatu barang itu ada prosedurnya, tidak asal ambil saja, misalnya begitu," ujar Isharmanto, penanggung jawab Gonzaga Science and Art, di SMU Gonzaga, Jakarta, Minggu (14/11).
Dengan belajar mengelola sebuah acara, harapannya, jelas Isharmanto, di kemudian hari anak-anak dapat menerapkannya dalam kegiatan mereka di keluarga dan masyarakat tempat mereka tinggal.
"Karena itu, dengan acara Gonzaga Science and Art (GSA) ini, anak-anak dapat belajar bagaimana mengelola sesuatu. Anak-anak perlu belajar bahwa menggunaka sesuatu barang itu ada prosedurnya, tidak asal ambil saja, misalnya begitu," ujar Isharmanto, penanggung jawab Gonzaga Science and Art, di SMU Gonzaga, Jakarta, Minggu (14/11).
Dengan belajar mengelola sebuah acara, harapannya, jelas Isharmanto, di kemudian hari anak-anak dapat menerapkannya dalam kegiatan mereka di keluarga dan masyarakat tempat mereka tinggal.
18.11.08
Kembar Enam, Bayi Berbobot 750 Gram
Selama tujuh tahun pasangan Victor dan Digna Carpio hanya hidup bersama Jhancarlos, putra mereka satu-satunya. Semua berubah ketika pada 6 Oktober, Digna melahirkan enam bayi sekaligus.
Pasangan Carpio dianugerahi empat bayi laki-laki dan dua bayi perempuan. Namun, mereka menutupi kabar luar biasa itu dari pers karena kondisi bayi-bayi mereka cukup mengkhawatirkan.
Keenam bayi kembar itu lahir di Pusat Medis Mount Sinai, Manhattan, New York. Berat masing-masing antara 750 gram dan 1 kilogram. “Dokter-dokter tidak percaya melihat berat bayi-bayi kami,” kata Victor Carpio, petugas pemeliharaan di Housing Authority, New York.
“Mereka kecil dan keriput,” ujar Jhancarlos, sang kakak, sambil memandangi keenam adikknya yang hingga kini masih berada dalam inkubator.
Salah satu bayi perempuan, menurut dokter, hanya punya 25 persen peluang hidup karena ada masalah dengan katup jantungnya. Namun, kondisinya kini berangsur membaik setelah dokter mengoperasinya. Peluang hidupnya kini mencapai 75 persen.
“Setiap hari saya melihat setiap bayi saya berjuang untuk bertahan hidup. Namun, kami bersyukur,” kata Digna Carpio kepada surat kabar Daily News New York.
Sampai saat ini Victor dan Digna Carpio belum memberi nama bayi-bayi mereka sehingga identifikasi mereka hanya bayi A, B, C, D, E, dan F. Bayi E dan F adalah dua bayi perempuan. Victor dan Digna berencana memberi nama akhir pekan depan saat bayi-bayi itu berumur sebulan.
Meski luar biasa bahagia, pasangan itu tetap panik membayangkan harus merawat enam bayi sekaligus. “Saya tidak bisa tidur memikirkan cara kami merawat mereka,” kata Victor Carpio. Mereka beruntung karena bantuan sudah datang dari Tony Avella, anggota dewan kota tempat mereka tinggal. Avella sudah mengumpulkan botol minum, popok, kereta bayi, dan kebutuhan lainnya.
Source
Pasangan Carpio dianugerahi empat bayi laki-laki dan dua bayi perempuan. Namun, mereka menutupi kabar luar biasa itu dari pers karena kondisi bayi-bayi mereka cukup mengkhawatirkan.
Keenam bayi kembar itu lahir di Pusat Medis Mount Sinai, Manhattan, New York. Berat masing-masing antara 750 gram dan 1 kilogram. “Dokter-dokter tidak percaya melihat berat bayi-bayi kami,” kata Victor Carpio, petugas pemeliharaan di Housing Authority, New York.
“Mereka kecil dan keriput,” ujar Jhancarlos, sang kakak, sambil memandangi keenam adikknya yang hingga kini masih berada dalam inkubator.
Salah satu bayi perempuan, menurut dokter, hanya punya 25 persen peluang hidup karena ada masalah dengan katup jantungnya. Namun, kondisinya kini berangsur membaik setelah dokter mengoperasinya. Peluang hidupnya kini mencapai 75 persen.
“Setiap hari saya melihat setiap bayi saya berjuang untuk bertahan hidup. Namun, kami bersyukur,” kata Digna Carpio kepada surat kabar Daily News New York.
Sampai saat ini Victor dan Digna Carpio belum memberi nama bayi-bayi mereka sehingga identifikasi mereka hanya bayi A, B, C, D, E, dan F. Bayi E dan F adalah dua bayi perempuan. Victor dan Digna berencana memberi nama akhir pekan depan saat bayi-bayi itu berumur sebulan.
Meski luar biasa bahagia, pasangan itu tetap panik membayangkan harus merawat enam bayi sekaligus. “Saya tidak bisa tidur memikirkan cara kami merawat mereka,” kata Victor Carpio. Mereka beruntung karena bantuan sudah datang dari Tony Avella, anggota dewan kota tempat mereka tinggal. Avella sudah mengumpulkan botol minum, popok, kereta bayi, dan kebutuhan lainnya.
Source
Lebih Banyak Anak Lahir Mengidap Sindrom Down
Analisa baru menunjukkan bahwa dewasa ini banyak lagi bayi dilahirkan dengan sindrom Down daripada 15 tahun yang lalu di Inggris, meskipun telah ada pemeriksaan genetika di seluruh dunia. Dewasa ini, lebih banyak orang mengidap sindrom Down daripada sebelumnya.
Mereka berprestasi lebih banyak dan hidup lebih lama dengan kehidupan yang lebih berkecukupan, dengan mempertanyakan etika pemeriksaan. Pemeriksaan juga beresiko terhadap bayi yang tidak mengidap sindrom Down. Analisa baru ini memperkirakan bahwa pemeriksaan menyebabkan kematian 400 bayi yang tidak mengidap sindrom Down setiap tahunnya di Inggris dan Wales saja.
Lebih banyak bayi dilahirkan setiap tahun. "Sekarang lebih sedikit bayi seringkali dianggap lahir dengan sindrom Down. Ini tidak benar - kelahiran bayi pengidap sindrom Down bertambah 25% dalam 15 tahun di Inggris. Pada saat yang sama, harapan hidup dan mutu kehidupan terus membaik," kata Frank Buckley, Kepala Eksekutif badan amal sekaligus penyusun bersama laporan tersebut. "Lebih banyak orang mengidap sindrom Down daripada sebelumnya dengan lebih dari 600.000 pengidap di seluruh Eropa dan Amerika Utara dan mungkin 4 juta di seluruh dunia. Masih banyak lagi yang harus dilakukan, namun pengidap sindrom Down mencapai lebih banyak berkat perawatan kesehatan dan peluang yang lebih baik serta pendekatan pengajaran yang lebih efektif."
Meskipun mutu kehidupan pengidap sindrom Down terus membaik, kebijakan pemerintah mengharuskan pemeriksaan genetika diberikan kepada semua wanita hamil, yang menimbulkan resiko terhadap 700.000 kehamilan setiap tahun. Sekitar 95% dari semua hasil pemeriksaan adalah salah. Wanita yang memperoleh hasil ini didorong untuk mempertimbangkan pengujian yang bersifat menyerang (invasive). Antara 1 dari 100 dan 1 dari 50 kehamilan yang diuji dengan cara ini gagal sebagai akibat pengujian tersebut.
Down Syndrome Education International menghimbau penelitian lebih lanjut dan dukungan yang lebih baik bagi pengidap sindrom Down. Badan amal ini juga menghimbau kajian ulang kebijakan pemeriksaan dan pembahasan lebih luas tentang bisanya pemeriksaan genetika diterima untuk kemampuan mental dan fisik selama kehamilan.
Tentang laporan
Kematian yang salah dan kehidupan yang benar - pemeriksaan sindrom Down oleh Frank Buckley dan Sue Buckley akan diterbitkan dalam Penelitian dan Praktek Sindrom Down serta online di Down Syndrome Online pada 17 September 2008 di: http://www.down-syndrome.org/editorials/2087/
Keterangan lebih lanjut
http://www.downsed.org/media/releases/2008/09/
Down Syndrome Education International
Down Syndrome Education International berupaya memperbaiki pendidikan bagi remaja pengidap sindrom Down melalui penelitian ilmiah serta jasa informasi dan dukungan berbasis bukti. Badan amal ini bekerjasama dengan keluarga, guru dan ahli terapi, peneliti serta organisasi pendukung di lebih dari 170 negara. Upaya Down Syndrome Education International membantu lebih dari 100.000 pengidap sindrom Down berprestasi lebih banyak setiap tahun.
Situs Web: http://www.downsed.org/
SUMBER: Down Syndrome Education International
Source
Mereka berprestasi lebih banyak dan hidup lebih lama dengan kehidupan yang lebih berkecukupan, dengan mempertanyakan etika pemeriksaan. Pemeriksaan juga beresiko terhadap bayi yang tidak mengidap sindrom Down. Analisa baru ini memperkirakan bahwa pemeriksaan menyebabkan kematian 400 bayi yang tidak mengidap sindrom Down setiap tahunnya di Inggris dan Wales saja.
Lebih banyak bayi dilahirkan setiap tahun. "Sekarang lebih sedikit bayi seringkali dianggap lahir dengan sindrom Down. Ini tidak benar - kelahiran bayi pengidap sindrom Down bertambah 25% dalam 15 tahun di Inggris. Pada saat yang sama, harapan hidup dan mutu kehidupan terus membaik," kata Frank Buckley, Kepala Eksekutif badan amal sekaligus penyusun bersama laporan tersebut. "Lebih banyak orang mengidap sindrom Down daripada sebelumnya dengan lebih dari 600.000 pengidap di seluruh Eropa dan Amerika Utara dan mungkin 4 juta di seluruh dunia. Masih banyak lagi yang harus dilakukan, namun pengidap sindrom Down mencapai lebih banyak berkat perawatan kesehatan dan peluang yang lebih baik serta pendekatan pengajaran yang lebih efektif."
Meskipun mutu kehidupan pengidap sindrom Down terus membaik, kebijakan pemerintah mengharuskan pemeriksaan genetika diberikan kepada semua wanita hamil, yang menimbulkan resiko terhadap 700.000 kehamilan setiap tahun. Sekitar 95% dari semua hasil pemeriksaan adalah salah. Wanita yang memperoleh hasil ini didorong untuk mempertimbangkan pengujian yang bersifat menyerang (invasive). Antara 1 dari 100 dan 1 dari 50 kehamilan yang diuji dengan cara ini gagal sebagai akibat pengujian tersebut.
Down Syndrome Education International menghimbau penelitian lebih lanjut dan dukungan yang lebih baik bagi pengidap sindrom Down. Badan amal ini juga menghimbau kajian ulang kebijakan pemeriksaan dan pembahasan lebih luas tentang bisanya pemeriksaan genetika diterima untuk kemampuan mental dan fisik selama kehamilan.
Tentang laporan
Kematian yang salah dan kehidupan yang benar - pemeriksaan sindrom Down oleh Frank Buckley dan Sue Buckley akan diterbitkan dalam Penelitian dan Praktek Sindrom Down serta online di Down Syndrome Online pada 17 September 2008 di: http://www.down-syndrome.org/editorials/2087/
Keterangan lebih lanjut
http://www.downsed.org/media/releases/2008/09/
Down Syndrome Education International
Down Syndrome Education International berupaya memperbaiki pendidikan bagi remaja pengidap sindrom Down melalui penelitian ilmiah serta jasa informasi dan dukungan berbasis bukti. Badan amal ini bekerjasama dengan keluarga, guru dan ahli terapi, peneliti serta organisasi pendukung di lebih dari 170 negara. Upaya Down Syndrome Education International membantu lebih dari 100.000 pengidap sindrom Down berprestasi lebih banyak setiap tahun.
Situs Web: http://www.downsed.org/
SUMBER: Down Syndrome Education International
Source
Pendidikan Seks untuk Anak? Segera Berikan!
Untuk mencegah dan menanggulangi akibat yang mungkin timbul karena perubahan pandangan dan perilaku seksual remaja, Prof. Wimpie mewanti-wanti orangtua untuk memperhatikan hal-hal berikut:
1. Perhatian dan pengawasan orangtua harus diberikan secara memadai, termasuk dalam hal seksualitas. Tentu mutlak dituntut contoh nyata orangtua dalam hidup sehari?hari.
2. Bekali remaja dengan pengetahuan seksualitas yang benar dan bertanggung jawab.
3. Remaja perlu mendapat pendidikan moral dan agama yang relevan dengan kehidupan mereka.
4. Ingatlah bahwa seksualitas berkembang sejak masa bayi, bahkan di dalam kandungan. Seharusnya perhatian orangtua tentang seksualitas anaknya sudah diberikan sejak dini, tidak hanya setelah remaja.
5. Berikan lingkungan yang bersih dari unsur seksual yang bersifat merangsang dan merugikan remaja. Ini tidak mudah karena banyak faktor dan pihak terlibat.
6. Kegiatan positif perlu disediakan bagi remaja agar mereka terlibat aktif di dalamnya, sehingga tidak larut dalam rangsangan seksual yang merugikan.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penanganan masalah seksual remaja hendaknya meningkatkan tanggung jawabnya, sehingga usaha yang dilakukan tidak malah mendorong remaja untuk makin berani tenggelam dalam aktivitas seksual yang tidak sehat, yang dapat menimbulkan dampak buruk lebih jauh.
8. Bagi remaja yang sudah terbiasa melakukan aktivitas seksual, usahakan agar menghentikan aktivitas yang membangkitkan dorongan seksual sehingga tidak berlanjut menjadi hubungan seksual.
9. Bagi remaja yang sudah terbiasa melakukan hubungan seksual, berupayalah untuk menghentikan. Kalau tidak mampu menghentikan, cegah agar tidak terjadi kehamilan dan tidak terjadi penularan Penyakit Menular Seksual (PMS).
10. Kalau timbul gangguan atau masalah seksual, yang menyangkut segi biologis, fisiologis, dan psikoseksual, segeralah berkonsultasi dengan tenaga ahli.
Prof. Wimpie memberikan cara sederhana untuk menyampaikan pendidikan seks kepada anak-anak.
1. Berbicaralah dengan cara yang wajar, seperti berbicara tentang hal yang lain.
2. Hindari gaya seperti mengajar di sekolah.
3. Pembicaraan hendaknya tidak hanya terbatas pada fakta biologis, melainkan juga tentang nilai, emosi, dan jiwa.
4. Jangan khawatir Anda telah menjawab terlalu banyak terhadap pertanyaan anak. Mereka akan selalu bertanya tentang apa yang mereka tidak mengerti.
5. Anak-anak usia prasekolah juga perlu tahu bagaimana melindungi diri dari penyimpangan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa. Ini berarti bahwa orangtua harus memberitahu anak bahwa mangatakan "tidak" kepada orang dewasa bukanlah sesuatu yang dilarang.
6. Jangan menunggu sampai anak mencapai usia belasan tahun untuk berbicara tentang masa pubertas. Mereka harus sudah mengetahui perubahan yang terjadi pada masa sebelumnya.
7. Berilah suasana dan kesempatan agar anak merasa bebas dan aman mengajukan pertanyaan tentang seksualitas.
8. Andaikata orangtua tidak dapat menjawab pertanyaan anak, jangan malu mengatakan "tidak tahu". Kemudian mintalah bantuan atau penjelasan dari orang lain yang mengetahui.
9. Setelah berbicara atau menjawab pertanyaan anak, ujilah apakah jawaban itu memang telah dimengerti. Berilah kesempatan kepada anak untuk menanyakan lagi kalau kemudian muncul pertanyaan baru.
10. Kehidupan seksual orangtua sangat diperlukan sebagai contoh nyata bagi anak ketika berbicara tentang seksualitas.
Source
1. Perhatian dan pengawasan orangtua harus diberikan secara memadai, termasuk dalam hal seksualitas. Tentu mutlak dituntut contoh nyata orangtua dalam hidup sehari?hari.
2. Bekali remaja dengan pengetahuan seksualitas yang benar dan bertanggung jawab.
3. Remaja perlu mendapat pendidikan moral dan agama yang relevan dengan kehidupan mereka.
4. Ingatlah bahwa seksualitas berkembang sejak masa bayi, bahkan di dalam kandungan. Seharusnya perhatian orangtua tentang seksualitas anaknya sudah diberikan sejak dini, tidak hanya setelah remaja.
5. Berikan lingkungan yang bersih dari unsur seksual yang bersifat merangsang dan merugikan remaja. Ini tidak mudah karena banyak faktor dan pihak terlibat.
6. Kegiatan positif perlu disediakan bagi remaja agar mereka terlibat aktif di dalamnya, sehingga tidak larut dalam rangsangan seksual yang merugikan.
7. Semua pihak yang terlibat dalam penanganan masalah seksual remaja hendaknya meningkatkan tanggung jawabnya, sehingga usaha yang dilakukan tidak malah mendorong remaja untuk makin berani tenggelam dalam aktivitas seksual yang tidak sehat, yang dapat menimbulkan dampak buruk lebih jauh.
8. Bagi remaja yang sudah terbiasa melakukan aktivitas seksual, usahakan agar menghentikan aktivitas yang membangkitkan dorongan seksual sehingga tidak berlanjut menjadi hubungan seksual.
9. Bagi remaja yang sudah terbiasa melakukan hubungan seksual, berupayalah untuk menghentikan. Kalau tidak mampu menghentikan, cegah agar tidak terjadi kehamilan dan tidak terjadi penularan Penyakit Menular Seksual (PMS).
10. Kalau timbul gangguan atau masalah seksual, yang menyangkut segi biologis, fisiologis, dan psikoseksual, segeralah berkonsultasi dengan tenaga ahli.
Prof. Wimpie memberikan cara sederhana untuk menyampaikan pendidikan seks kepada anak-anak.
1. Berbicaralah dengan cara yang wajar, seperti berbicara tentang hal yang lain.
2. Hindari gaya seperti mengajar di sekolah.
3. Pembicaraan hendaknya tidak hanya terbatas pada fakta biologis, melainkan juga tentang nilai, emosi, dan jiwa.
4. Jangan khawatir Anda telah menjawab terlalu banyak terhadap pertanyaan anak. Mereka akan selalu bertanya tentang apa yang mereka tidak mengerti.
5. Anak-anak usia prasekolah juga perlu tahu bagaimana melindungi diri dari penyimpangan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh orang dewasa. Ini berarti bahwa orangtua harus memberitahu anak bahwa mangatakan "tidak" kepada orang dewasa bukanlah sesuatu yang dilarang.
6. Jangan menunggu sampai anak mencapai usia belasan tahun untuk berbicara tentang masa pubertas. Mereka harus sudah mengetahui perubahan yang terjadi pada masa sebelumnya.
7. Berilah suasana dan kesempatan agar anak merasa bebas dan aman mengajukan pertanyaan tentang seksualitas.
8. Andaikata orangtua tidak dapat menjawab pertanyaan anak, jangan malu mengatakan "tidak tahu". Kemudian mintalah bantuan atau penjelasan dari orang lain yang mengetahui.
9. Setelah berbicara atau menjawab pertanyaan anak, ujilah apakah jawaban itu memang telah dimengerti. Berilah kesempatan kepada anak untuk menanyakan lagi kalau kemudian muncul pertanyaan baru.
10. Kehidupan seksual orangtua sangat diperlukan sebagai contoh nyata bagi anak ketika berbicara tentang seksualitas.
Source
Labels:
Anak,
Relationship,
Serba Serbi,
Sexology,
Tips
Memahami Tangisan Bayi
Tak usah panik jika bayi menangis. Anda dapat mengatasinya dengan mudah jika tahu sebabnya. Jangan pula berpikir ia anak yang rewel. Menangis adalah cara si kecil berkomunikasi dengan Anda.
ARTI TANGISAN BAYI 0-3 BULAN
Pada umumnya, para ibu mengartikan tangis bayi sebagai tanda lapar. Ingatlah, menangis tak selalu berarti lapar. Arti tangisan berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada Anda tentang apa yang ia butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu Anda lebih memahaminya. Makin keras dan makin lama tangis, maka makin kuat kebutuhannya.
* "Saya lapar"
Tangis lapar biasanya berpola. Ia menangis, lalu stop untuk bernapas, menangis lagi, lalu stop untuk bernapas. Biasanya diselingi gerakan mengisap. Jika sangat lapar, tangisnya lebih keras dan terus-menerus.
Jika ia masih menangis saat disusui, coba lihat hidungnya. Ada kemungkinan bibir atasnya menutupi hidung dan ia sulit bernapas sehingga menangis.
* "Saya bosan"
Tangis bosan biasanya pendek, diikuti keheningan, lalu tangis pendek lagi. Tangisnya akan berlanjut jika Anda tak segera mendekatinya dan mengajaknya bermain.
* "Saya lelah"
Tangis lelah berupa rengekan. Ia mungkin akan menggosok-gosok wajahnya dan memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Sebuah usapan atau gerakan berirama cukup menenangkan ia dan bisa membuatnya tidur.
* "Saya kesepian"
Beberapa bayi butuh perhatian lebih dibanding bayi lainnya dan mulai merasa kesepian ketika ia ditinggalkan sendiri untuk waktu lama. Tangis kesepian berupa rengekan setiap menit dan kadang diikuti air mata. Emongan yang lama membuatnya senang.
* "Saya tak nyaman."
Biasanya suara tangis melengking dan jelas, napas agak tersendat, lalu napasnya menjadi cepat diikuti tangis lain. Mungkin lengannya terjepit, pantatnya kotor, tertusuk peniti, atau mungkin ia kedinginan/kepanasan.
* "Saya kolik"
Bayi sering menangis karena kolik atau kejang/kram usus. Hingga kini belum diketahui penyebab kolik. Ada dugaan, sistem pencernaan bayi belum sempurna sehingga timbul gangguan pencernaan. Kolik dialami pada 3 bulan pertama kehidupan dan biasanya terjadi sore hari menjelang malam.
Tangis kolik sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai buang angin. Menggosok perutnya dengan minyak telon dapat membantu menenangkannya.
* "Saya sakit"
Rasa sakit diungkapkan dengan tangis melengking, keras, diselingi rintihan serta rengekan. Tangis bayi yang perutnya mulas lebih melengking dan lebih ribut. Hubungi dokter anak Anda jika ia menunjukkan gejala-gejala sakit tertentu.
ARTI TANGISAN BAYI 4-12 BULAN
Mulai usia 3-4 bulan Anda akan melihat perubahan nyata pada si kecil. Tangisnya mulai berkurang karena ia sekarang mulai tahu apa yang ada di sekelilingnya. Ia mau mendengarkan dan tertarik terhadap segala sesuatu di sekelilingnya.
* "Saya lapar"
Rasa lapar masih nyata menyebabkan ia menangis. Ia mulai mengonsumsi makanan padat. Ia pun lebih aktif dibanding sebelumnya dan karenanya cepat lelah. Bayi yang aktif kebutuhan makannya lebih banyak. Makanan kecil dan minuman dapat memulihkan energinya.
* "Saya tumbuh gigi"
Biasanya bayi mulai tumbuh gigi usia 6 bulan ke atas. Biasanya tangisnya muncul pada sore hari, kuat seperti tangis sakit karena ada rasa nyeri.
* "Saya cemas"
Mulai usia 7 atau 8 bulan kebanyakan bayi menangis karena cemas, terutama saat ia "kehilangan" Anda. Baginya, Anda adalah dasar dari rasa amannya. Ia akan tenang "menjelajahi dunia" selama Anda berada dalam pandangannya. Jika Anda meninggalkannya atau ia tak melihat Anda, meski Anda ada di dekatnya, ia akan menangis.
* "Saya ingin diperhatikan"
Lewat usia 6 bulan, ia mulai mempelajari, menangis ialah suatu alat untuk memperoleh perhatian. Bayi usia 7 atau 8 bulan cukup menyadari, dengan menangis Anda akan segera berlari mendekatinya. Lebih baik Anda tak buru-buru menggendongnya, tapi hiburlah atau ajak main.
* "Saya sakit"
Rasa sakit yang ia alami lebih karena benturan-benturan pada fisiknya saat ia bergerak aktif. Meski tidak luka, tetap memungkinkan ia menangis. Mungkin lebih karena rasa kaget. Mengalihkan perhatiannya dapat menolong ia melupakan sakitnya dengan cepat.
*"Saya sangat lelah"
Lelah berlebihan ditunjukkan oleh rengekan, lekas marah, dan akhirnya menangis. Menjelang akhir tahun pertamanya, ia mempunyai kehidupan yang penuh dengan pengalaman baru, yang membuatnya kehabisan energi sebelum ia kehilangan semangat. Ia butuh pertolongan Anda untuk membuatnya cukup rileks seperti tidur.
*"Saya marah"
Mulai usia 9 bulan, dalam dirinya mulai berkembang konsep, "Saya ingin", dan kemarahan merupakan caranya untuk menunjukkan rasa frustrasinya ketika sesuatu tak diperoleh sesuai keinginannya. Seolah ia dibuat jengkel oleh batasan-batasan, beberapa di antaranya merupakan rintangan fisik seperti kursi tinggi dan kursi dorong, yang terasa menghalanginya saat ia ingin berkembang lebih leluasa.
Ia juga terhalang oleh kemampuan komunikasinya yang masih baru. Karena tak bisa mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata, ia akan menggenggam erat kepalan tangannya dan pipinya memerah, untuk menunjukkan pada Anda bahwa ia tak puas dengan situasi yang ada.
Source
ARTI TANGISAN BAYI 0-3 BULAN
Pada umumnya, para ibu mengartikan tangis bayi sebagai tanda lapar. Ingatlah, menangis tak selalu berarti lapar. Arti tangisan berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada Anda tentang apa yang ia butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu Anda lebih memahaminya. Makin keras dan makin lama tangis, maka makin kuat kebutuhannya.
* "Saya lapar"
Tangis lapar biasanya berpola. Ia menangis, lalu stop untuk bernapas, menangis lagi, lalu stop untuk bernapas. Biasanya diselingi gerakan mengisap. Jika sangat lapar, tangisnya lebih keras dan terus-menerus.
Jika ia masih menangis saat disusui, coba lihat hidungnya. Ada kemungkinan bibir atasnya menutupi hidung dan ia sulit bernapas sehingga menangis.
* "Saya bosan"
Tangis bosan biasanya pendek, diikuti keheningan, lalu tangis pendek lagi. Tangisnya akan berlanjut jika Anda tak segera mendekatinya dan mengajaknya bermain.
* "Saya lelah"
Tangis lelah berupa rengekan. Ia mungkin akan menggosok-gosok wajahnya dan memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Sebuah usapan atau gerakan berirama cukup menenangkan ia dan bisa membuatnya tidur.
* "Saya kesepian"
Beberapa bayi butuh perhatian lebih dibanding bayi lainnya dan mulai merasa kesepian ketika ia ditinggalkan sendiri untuk waktu lama. Tangis kesepian berupa rengekan setiap menit dan kadang diikuti air mata. Emongan yang lama membuatnya senang.
* "Saya tak nyaman."
Biasanya suara tangis melengking dan jelas, napas agak tersendat, lalu napasnya menjadi cepat diikuti tangis lain. Mungkin lengannya terjepit, pantatnya kotor, tertusuk peniti, atau mungkin ia kedinginan/kepanasan.
* "Saya kolik"
Bayi sering menangis karena kolik atau kejang/kram usus. Hingga kini belum diketahui penyebab kolik. Ada dugaan, sistem pencernaan bayi belum sempurna sehingga timbul gangguan pencernaan. Kolik dialami pada 3 bulan pertama kehidupan dan biasanya terjadi sore hari menjelang malam.
Tangis kolik sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai buang angin. Menggosok perutnya dengan minyak telon dapat membantu menenangkannya.
* "Saya sakit"
Rasa sakit diungkapkan dengan tangis melengking, keras, diselingi rintihan serta rengekan. Tangis bayi yang perutnya mulas lebih melengking dan lebih ribut. Hubungi dokter anak Anda jika ia menunjukkan gejala-gejala sakit tertentu.
ARTI TANGISAN BAYI 4-12 BULAN
Mulai usia 3-4 bulan Anda akan melihat perubahan nyata pada si kecil. Tangisnya mulai berkurang karena ia sekarang mulai tahu apa yang ada di sekelilingnya. Ia mau mendengarkan dan tertarik terhadap segala sesuatu di sekelilingnya.
* "Saya lapar"
Rasa lapar masih nyata menyebabkan ia menangis. Ia mulai mengonsumsi makanan padat. Ia pun lebih aktif dibanding sebelumnya dan karenanya cepat lelah. Bayi yang aktif kebutuhan makannya lebih banyak. Makanan kecil dan minuman dapat memulihkan energinya.
* "Saya tumbuh gigi"
Biasanya bayi mulai tumbuh gigi usia 6 bulan ke atas. Biasanya tangisnya muncul pada sore hari, kuat seperti tangis sakit karena ada rasa nyeri.
* "Saya cemas"
Mulai usia 7 atau 8 bulan kebanyakan bayi menangis karena cemas, terutama saat ia "kehilangan" Anda. Baginya, Anda adalah dasar dari rasa amannya. Ia akan tenang "menjelajahi dunia" selama Anda berada dalam pandangannya. Jika Anda meninggalkannya atau ia tak melihat Anda, meski Anda ada di dekatnya, ia akan menangis.
* "Saya ingin diperhatikan"
Lewat usia 6 bulan, ia mulai mempelajari, menangis ialah suatu alat untuk memperoleh perhatian. Bayi usia 7 atau 8 bulan cukup menyadari, dengan menangis Anda akan segera berlari mendekatinya. Lebih baik Anda tak buru-buru menggendongnya, tapi hiburlah atau ajak main.
* "Saya sakit"
Rasa sakit yang ia alami lebih karena benturan-benturan pada fisiknya saat ia bergerak aktif. Meski tidak luka, tetap memungkinkan ia menangis. Mungkin lebih karena rasa kaget. Mengalihkan perhatiannya dapat menolong ia melupakan sakitnya dengan cepat.
*"Saya sangat lelah"
Lelah berlebihan ditunjukkan oleh rengekan, lekas marah, dan akhirnya menangis. Menjelang akhir tahun pertamanya, ia mempunyai kehidupan yang penuh dengan pengalaman baru, yang membuatnya kehabisan energi sebelum ia kehilangan semangat. Ia butuh pertolongan Anda untuk membuatnya cukup rileks seperti tidur.
*"Saya marah"
Mulai usia 9 bulan, dalam dirinya mulai berkembang konsep, "Saya ingin", dan kemarahan merupakan caranya untuk menunjukkan rasa frustrasinya ketika sesuatu tak diperoleh sesuai keinginannya. Seolah ia dibuat jengkel oleh batasan-batasan, beberapa di antaranya merupakan rintangan fisik seperti kursi tinggi dan kursi dorong, yang terasa menghalanginya saat ia ingin berkembang lebih leluasa.
Ia juga terhalang oleh kemampuan komunikasinya yang masih baru. Karena tak bisa mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata, ia akan menggenggam erat kepalan tangannya dan pipinya memerah, untuk menunjukkan pada Anda bahwa ia tak puas dengan situasi yang ada.
Source
Subscribe to:
Posts (Atom)